TUSCANY, iNewsPangandaran.id - Seorang lansia ngamuk lantaran Mr P alat vitalnya diamputasi dokter. Setelah ditelusuri, ternyata dokter salah mendiagnosis dikira sang pasien menderita tumor.
Ahli bedah berusia 30 tahun itu dituding menyebabkan cedera serius pada pasien yang berusia 70 tahun. Lansia itu berasal dari kota Arezzo, di wilayah Tuscany Italia.
Pada 13 November 2018. dokter melakukan operasi di Rumah Sakit San Donato di Arezzo. Sebulan sebelum operasi, dokter sekaligus ahli urologi mendiagnosis lansia itu menderita tumor testis.
Prosedur operasi dilakukan tanpa hambatan. Namun saat analisis penis yang diamputasi, terkuak bahwa tidak ada tumor di Mr P sang pasien.
Sontak saja lansia itu pun ngamuk. Pasien yang hancur mentalnya menggugat dan meminta kompensasi dari petugas medis yang ceroboh atas mutilasi tersebut.
Kasus ini akan menjalani sidang pertama yang dijadwalkan pada 9 Maret 2023 di Arezzo.
Kasus serupa rupanya pernah terjadi di Prancis pada Desember tahun lalu. Mr P milik pria berusia 30 tahun itu diamputasi di Rumah Sakit Universitas Nantes.
Pria itu mengatakan operasi tersebut membuat testisnya “tidak merasakan” apapun, bahkan sudah terpotong.
"Saya membenci dokter yang tidak mendengarkan saya. Dia bermain rolet Rusia dengan saya!" ujar korban yang tidak disebutkan namanya itu kepada publikasi berita lokal Francebleu.
Gara-gara kejadian ini, hidup pria itu pun merasa hancur. “Saya benar-benar hancur dan itu benar-benar memalukan," ucapnya.
Pria itu pun memaki-maki dokter yang sudah mengamputasi Mr P-nya.“Dia telah mengambil semuanya. Dia hanya meninggalkan buah zakar dan memotong di pangkalnya,” tegasnya.
Sambil menggendeng pengacara, pria Pancis itu menggugat ganti rugi senilai 1 juta euro. Namun laporan lokal menyebutkan korban hanya diberikan 62.000 euro atau Rp1 miliar sebagai uang ganti rugi.
Sebelumnya, kasus serupa juga terjadi di tahun 2003. Kala itu, seorang pria Amerika bernama Hurshell Ralls menjalani operasi kanker.
Kabar itu disampaikan oleh sang istri setelah dia sadar pasca operasi.
“Istri saya sampai memegang tangan saya di tempat tidur di sana. Lalu dia berkata, ‘Sayang, ini sudah berakhir. Mereka terkena kanker semua.’. Setelah menunggu beberapa menit, dia kemudian berkata 'Tapi mereka harus membuang penismu.'," ungkapnya mengutip ucapan istri,
Mendengar hal terseut, sontak pria berusia 67 tahun itu pun kaget melihat penis dan buah zakarnya sudah hilang. "Saya seperti orang gila, kau tahu itu," tegasnya.
Menurut Ralls, para dokter di negara bagian Texas AS tidak pernah memperingatkan dia atau istrinya tentang kemungkinan hasil sebelum dia menjalani operasi.
Lantas, Ralls pun mengajukan gugatan perdata meminta ganti rugi USD5 juta atau sekira Rp77 miliar. Kasus tersebut akhirnya diselesaikan, namun tidak jelas berapa banyak yang diberikan kepadanya untuk kerugian tersebut.
Editor : Hikmatul Uyun
Artikel Terkait