Selain itu, kata Kyai Luthfi, bahwa dirinya juga tidak asal maju ke gelanggang politik nasional.
"Semua, apa yang saya lakukan tentunya selain atas dasar upaya spriritual pribadi, namun juga merupakan hasil komunikasi dengan para sesepuh, para guru dan alim ulama yang selalu membimbing dan mengarahkan dalam kebaikan dengan patokan hitungan manfaat dan madharatnya," tuturnya secara detail.
Sementara itu, kata Kyai Luthfi, jika dasar pergerakan umat Islam dalam membangun kemajuan peradaban manusia adalah rasa kegelisahan, kepekaan, dan kasih sayang terhadap realitas sosial yang ada dan terjadi pada lingkungan sosial umat.
"Bukankah kata nabi, tidaklah seseorang disebut umatku jika saat ia bangun tidur tidak memikirkan nasib saudaranya," ungkapnya dengan nada lembut penuh penghayatan.
Menurutnya, kegelisahan batin akan kemiskinan, degradasi moral, terkikisnya nilai spiritual, masalah pendidikan dan kesehatan masyarakat harus mendorong umat Islam untuk peka akan segala problematika sosial dan terjun langsung untuk mengatasinya.
"Bentuk kasih sayang akan saudara seiman adalah dengan tolong menolong dalam kebaikan dan kesabaran dalam mewujudkan negara yang diberkahi Allah Swt," katanya menjelaskan.
Hal itu, tegas Kyai Luthfi Fauzi, adalah alasan utama bagi dirinya untuk terjun langsung dalam dunia politik Indonesia. Dikatakanya juga jika dirinya mengusung konsep "maksimal" dalam perjuangan politiknya seperti yang ia gambarkan dalam bentuk ungkapan indah.
"Beramal lah untuk duniamu seolah engkau mau hidup seribu tahun, namun beramal lah bagi akhiratmu seolah engkau mau mati besok," pungkasnya.
Editor : Irfan Ramdiansyah
Artikel Terkait