Layanan Cuci Darah Hadir di Pangandaran, Pasien Tak Lagi Tersiksa Jarak dan Waktu
PANGANDARAN, iNewsPangandaran.id - Kehadiran layanan Hemodialisis atau cuci darah di RSUD Pandega Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, benar-benar menjadi angin segar bagi warga. Tak sekadar layanan medis, fasilitas ini disebut-sebut menyelamatkan banyak pasien dari penderitaan panjang akibat jauhnya akses pengobatan.
Sebelum layanan ini dibuka, pasien cuci darah asal Pangandaran harus berjibaku dengan jarak dan waktu. Perjalanan jauh, tenaga terkuras, belum lagi biaya dan risiko kelelahan di jalan. Kini, kondisi itu perlahan berubah sejak RSUD Pandega resmi membuka layanan Hemodialisis.
Salah satu pasien yang merasakan dampak besar tersebut adalah Iwan Kurniawan, warga Desa Wonoharjo, Kecamatan Pangandaran. Dalam tayangan wawancara di kanal resmi YouTube RSUD Pandega, Iwan menceritakan kisah pahit-manis perjuangannya melawan penyakit yang mengharuskannya menjalani cuci darah seumur hidup.
Iwan mengaku awalnya sama sekali tidak menyadari dirinya mengidap penyakit ginjal kronis. Vonis dokter datang begitu cepat dan mengubah jalan hidupnya.
“Awal-awalnya nggak tahu saya punya penyakit cuci darah. Terus langsung divonis dokter harus cuci darah,” ungkap Iwan, dikutip Senin (8/12/2025).
Vonis tersebut ia terima saat menjalani pemeriksaan di Banyumas. Sejak saat itu, Iwan harus rutin menjalani prosedur Hemodialisis demi mempertahankan hidupnya.
Saat ini, Iwan menjalani cuci darah dua kali dalam sepekan, dengan durasi lima jam setiap sesi di RSUD Pandega. Seluruh biaya perawatan ditanggung penuh oleh BPJS Kesehatan, sehingga sedikit meringankan beban ekonomi keluarga.
Namun, perjuangan Iwan tidak selalu mudah. Sebelum layanan Hemodialisis tersedia di Pangandaran, ia harus menempuh perjalanan jauh yang melelahkan hanya untuk menjalani satu kali cuci darah.
“Perjalanan sangat jauh dan melelahkan. Tapi alhamdulillah sampai sekarang masih bisa cuci darah,” ujarnya lirih.
Kini, dengan hadirnya layanan cuci darah di RSUD Pandega, penderitaan akibat jarak dan waktu itu tak lagi ia rasakan. Akses yang lebih dekat membuat kondisi fisik dan mentalnya jauh lebih terjaga.
Iwan pun tak ragu menyampaikan apresiasi tinggi kepada RSUD Pandega Pangandaran. Menurutnya, keberadaan layanan Hemodialisis di daerah sendiri sangat membantu pasien, terutama mereka yang harus menjalani terapi rutin seumur hidup.
“Alhamdulillah sekarang sudah ada di Kabupaten Pangandaran. Lebih dekat dan sangat membantu buat saya,” katanya.
Tak hanya soal jarak, kualitas layanan pun mendapat pujian. Iwan menilai fasilitas Hemodialisis, dokter, hingga perawat di RSUD Pandega sangat profesional dan penuh perhatian terhadap pasien.
“Untuk fasilitas, dokter, dan perawat sangat baik. Mereka benar-benar memperhatikan saya dalam penyakit ini,” tambahnya.
Di akhir cerita, Iwan menyampaikan harapan besar agar RSUD Pandega terus berkembang dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat Pangandaran.
“Mudah-mudahan ke depannya Pandega semakin jaya,” pungkasnya.
Kehadiran layanan Hemodialisis di RSUD Pandega kini menjadi bukti nyata bahwa akses kesehatan yang dekat dan layak mampu mengubah nasib pasien, dari perjuangan penuh derita menjadi harapan untuk hidup lebih baik.
Editor : Irfan Ramdiansyah