get app
inews
Aa Text
Read Next : Rumah Lenyap, Harapan Masih Ada: Kisah Keluarga Maksudin Bertahan di Dapur Tersisa

Miris! Rumah Roboh Sejak 5 Tahun Lalu, Keluarga Taswan Masih Bertahan di Gubuk Samping Rumah

Senin, 15 Desember 2025 | 16:44 WIB
header img
Miris! Rumah Roboh Sejak 5 Tahun Lalu, Keluarga Taswan Masih Bertahan di Gubuk Samping Rumah. ( Foto: iNewsPangandaran.id)

PANGANDARAN, iNewsPangandaran.id - Potret kemiskinan kembali menampar nurani. Keluarga Taswan dan istrinya, Turyati, warga Dusun Karang Kadawung, RT 001 RW 003, Desa Ciparakan, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, harus bertahan hidup di sebuah gubuk darurat, tepat di samping rumah mereka yang telah ambruk sejak lima tahun lalu.

Kondisi memprihatinkan ini mencuat ke publik setelah sebuah video berdurasi singkat beredar luas di media sosial TikTok. Video yang diunggah akun bosjamal707 itu memperlihatkan bangunan rumah Taswan yang rusak parah: dinding retak, tembok berlumut, serta struktur bangunan yang nyaris rata dengan tanah dan jelas tak layak huni.

Sejak rumah tersebut roboh sekitar lima tahun lalu, Taswan dan keluarganya tak pernah benar-benar memiliki tempat tinggal yang layak. Mereka terpaksa membangun gubuk sederhana dari bahan seadanya di samping bangunan utama yang ambruk, dan di situlah keluarga ini bertahan hingga hari ini.

Ironisnya, di dalam gubuk sempit itu kini juga tinggal seorang bayi yang baru berusia sekitar satu minggu.

Fakta ini dibenarkan oleh San Ty, anak Taswan, yang menghubungi redaksi dan menceritakan langsung kondisi orang tuanya.

“Orangtua saya sekarang tinggalnya di gubuk samping rumah yang ambruk. Bahkan di situ ada bayi, adik saya, yang baru lahir minggu kemarin,” ujar San Ty.

Video tersebut sontak memantik reaksi keras warganet. Banyak yang mempertanyakan sistem pendataan warga miskin dan penyaluran bantuan sosial di wilayah tersebut. Tak sedikit pula yang menyuarakan harapan agar pemerintah turun tangan secara nyata.

Dalam kolom komentar, pemilik akun bosjamal707 bahkan menyebut langsung nama Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, sebagai bentuk harapan agar kondisi keluarga Taswan mendapat perhatian serius dari pemerintah provinsi. Saat warganet bertanya soal identitas pemilik rumah, akun tersebut menjawab singkat namun tegas, “Imah ki Taswan ang.”

Taswan sendiri diketahui hanya bekerja sebagai buruh serabutan. Dengan penghasilan yang tak menentu, ia mengaku tidak mampu membangun kembali rumahnya yang roboh. Bertahun-tahun lamanya, keluarga ini hanya bisa pasrah dan bertahan dengan kondisi yang ada.

Sementara itu, Kepala Desa Ciparakan, Sarji, menyatakan bahwa pihak desa telah menyalurkan sejumlah bantuan sosial kepada keluarga Taswan. Mulai dari bantuan PKH, BLT Dana Desa, hingga bantuan sosial berupa uang. Ia juga menyebut rumah tersebut pernah direnovasi secara swadaya oleh warga sekitar dan bahkan sempat ditempati.

“Bantuan sudah disampaikan, bahkan rumah sudah direnovasi oleh warga sekitar. Anggota dewan juga sudah beberapa kali melihat langsung kondisi rumah tersebut,” ujar Sarji.

Hal senada disampaikan Aris, Pendamping PKH Kecamatan Kalipucang. Menurutnya, saat rumah Taswan viral di media sosial, kondisinya memang sedang dalam tahap akan direnovasi. Ia menegaskan bahwa rumah tersebut ambruk bukan kejadian baru, melainkan sudah terjadi sekitar lima tahun lalu dan pernah dikunjungi pemerintah melalui Ketua Dewan, Asep Nurdin.

“Bantuan yang pernah diperoleh antara lain BLT DD tahun 2023, bantuan beras 2024, dan BLTS Kesra tahun 2025,” kata Aris melalui pesan WhatsApp, Senin (15/12/2025).

Aris menambahkan, untuk ke depan, keluarga Taswan masih dalam proses usulan penerima BPNT dan PKH melalui sistem cek bansos Kementerian Sosial RI. Terkait bayi yang ada di dalam gubuk, Aris menyebut bahwa bayi tersebut merupakan cucu dari Taswan.

“Saat ini sedang dilaporkan ke pihak terkait melalui aduan masyarakat ke BBP3KS Bandung untuk penanganan jangka pendek berupa program Rumah Sejahtera Terpadu. Kita masih menunggu arahan tindak lanjutnya,” pungkas Aris.

Sementara itu, Sekretaris Desa Ciparakan, Rasda, menegaskan bahwa rumah Taswan ambruk bukan akibat bencana alam, melainkan karena usia bangunan yang sudah tua dan lapuk.

“Itu bukan karena bencana, tapi memang sudah lapuk dimakan usia. Pak Kepala Desa juga sudah datang langsung ke rumah warga tersebut, namun untuk langkah selanjutnya memang belum ada,” ujarnya singkat.

Kisah keluarga Taswan pun kini menjadi cermin keras tentang realitas kemiskinan yang masih menghantui sebagian warga Pangandaran sebuah potret pilu yang menunggu uluran tangan nyata, bukan sekadar janji.

Editor : Irfan Ramdiansyah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut