Dari Gudang Sederhana, Filet Rangga Menguasai Pangandaran hingga Priangan Timur
PANGANDARAN, iNewsPangandaran.id - Di pesisir Batuhiu, Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran, geliat ekonomi pelan tapi pasti mulai terasa. Dari sebuah bangunan sederhana yang tak jauh dari debur ombak, usaha filet ikan yang dikelola Rangga, penggiat muda dari Mutiara Laut Sejahtera, kini menjadi napas baru bagi nelayan yang selama ini kerap terseok menjual tangkapan ukuran besar.
Rangga menuturkan, usaha ini lahir bukan karena coba-coba. “Yang pertama itu melihat bahan baku yang ada. Yang kedua market, dan yang ketiga hubungan sosial dengan masyarakat,” ujarnya.
Tiga fondasi sederhana, tapi justru itulah yang menumbuhkan usaha yang kini kian mapan di pesisir Parigi.
Di bawah bendera Mutiara Laut Sejahtera, ikan tongkol GT dan cabuk (gogokan) saudara dekat ikan kakap, disulap menjadi filet siap masak. Prosesnya rapi, dikuliti, dibersihkan, dibuang duri, dan dijamin aman untuk anak-anak penerima manfaat MBG. Dari Pangandaran, filet itu mengalir ke Ciamis, Tasikmalaya, Banjar hingga Cianjur.
Namun, perjalanan usaha ini tak selalu mulus. Tantangan terbesar justru datang dari fluktuasi permintaan. “Bukan kesulitan sih, cuma manajemen permintaan. Dari MBG belum punya target mingguan atau bulanan. Kadang mendadak,” keluh Rangga.
Situasi itu memaksa mereka memainkan strategi stok dengan cermat agar tak terjebak rugi ketika permintaan tiba-tiba anjlok atau seketika meledak.
Meski begitu, standar pelayanan tetap tak ditawar. “Bagaimanapun juga kami memberikan pelayanan terbaik buat konsumen dan produk yang layak dikonsumsi,” tegasnya.
Sebagai koperasi perikanan, Mutiara Laut Sejahtera tak hanya mengolah hasil laut, tetapi juga memayungi para nelayan Batuhiu dan Parigi.
Keberadaannya menjadi kabar baik bagi mereka yang dulu sering kebingungan menjual tongkol GT berukuran jumbo terutama yang tembus 10 kilogram lebih. Harga kerap jatuh, bahkan tak jarang mereka terpaksa melepas hasil laut dengan harga murahan demi menutup biaya melaut.
Kini, keadaan jauh berbeda. Ada kepastian. Ada pembeli tetap. “Nelayan jelas mau jual ke mana. Pembelinya ada. Mereka lebih fokus ambil komoditi itu dengan harapan hidup lebih layak,” ujar Rangga.
Dari sisi produksi, kapasitas usaha ini juga tak main-main. Sekitar 3 ton filet berhasil dipasarkan setiap bulan. Tujuh karyawan bekerja dari pagi hingga petang, memastikan setiap potong daging yang keluar dari ruang produksi tetap segar dan memenuhi standar.
Dari sebuah ruang pengolahan yang sederhana di Batuhiu, usaha yang dirintis Rangga ini berubah menjadi harapan baru. Bukan hanya mengubah ikan menjadi produk bernilai tambah, tetapi juga membuka jalan bagi para nelayan Pangandaran meraih hidup yang lebih stabil, lebih pasti, dan lebih sejahtera.
Editor : Irfan Ramdiansyah