RSUD Pandega Glow Up! Instalasi Baru Auto Bikin Bangga, Jejak Jeje Wiradinata Dikenang Haru
PANGANDARAN, iNewsPangandaran.id - Suasana haru dan bangga menyelimuti acara Launching Instalasi Dialisis, Ruang Operasi MOT (Modular Operating Theater), Klinik Jantung dan Pembuluh Darah, serta Klinik Konservasi Gigi di RSUD Pandega Pangandaran, Jumat (26/10/2025).
Bukan sekadar peresmian fasilitas kesehatan baru, tetapi juga momen mengenang jejak perjuangan luar biasa seorang tokoh yang pernah mengubah wajah Pangandaran, Jeje Wiradinata.
Dalam sambutannya yang memukau hadirin, Anggota DPR RI Komisi VI Hj. Ida Nurlaela menuturkan dengan nada penuh penghormatan,
“Kita tidak bisa melupakan jasa Bapak Jeje Wiradinata. Beliau berjuang keras membangun Kabupaten Pangandaran dari nol, termasuk mendirikan RSUD Pandega yang kini berdiri megah dengan biaya hampir Rp500 miliar. Awalnya terasa mustahil, tapi dengan tekad dan kerja keras, semuanya menjadi nyata.” Kata-kata Ida itu membuat ruangan seakan hening sesaat.
Banyak yang tak kuasa menahan rasa bangga karena perjuangan panjang itu kini benar-benar terlihat wujudnya. Pembangunan RSUD Pandega dulu sempat dianggap “mimpi besar yang tak mungkin”.
Namun siapa sangka, di tangan Bupati Jeje, keajaiban itu terjadi. Rumah sakit yang kini berdiri gagah di jantung Pangandaran bukan hanya fasilitas, tapi simbol harga diri daerah termuda hasil pemekaran di Jawa Barat.
“Ini persembahan terbaik dari Pak Jeje untuk rakyatnya,” lanjut Ida Nurlaela.
Kini, RSUD Pandega bukan sekadar rumah sakit daerah biasa. Ia telah menjelma menjadi kebanggaan dan ikon kemajuan Pangandaran. Tak berhenti di situ. Ida Nurlaela juga mengungkapkan sesuatu yang membuat banyak orang terkesima, ternyata Jeje Wiradinata dulu menyekolahkan 10 dokter spesialis menggunakan biaya dari Pemerintah Daerah.
Langkah berani itu sempat diragukan banyak pihak, bahkan tidak sedikit yang pesimis dana akan cukup. Tapi kenyataan berkata lain. Kini, para dokter spesialis itu telah kembali dan mengabdi di RSUD Pandega. Ada yang ahli jantung, ada juga spesialis lainnya yang memperkuat barisan pelayanan kesehatan.
“Masih ada 12 dokter lagi yang sedang menempuh pendidikan, sebagian dengan biaya mandiri dan sebagian dibantu Kementerian Kesehatan,” jelas Ida.
Ia menegaskan, ini bukan hal sepele. “Bukti nyata kemajuan Pangandaran bisa kita lihat dari lahirnya tenaga medis unggul hasil kerja keras dan visi besar sang Bupati terdahulu.”
Ida pun tak lupa menyoroti perjuangan para tenaga medis di RSUD Pandega yang setiap hari berhadapan dengan pasien dari berbagai penjuru.
“Beban kerja mereka berat, tapi semangatnya luar biasa. Mereka melayani dengan hati,” ucapnya, disambut tepuk tangan hadirin.
Di tengah tekanan dan keterbatasan, para dokter dan perawat tetap berdiri tegak. Mereka sadar, tugas mereka bukan sekadar menyembuhkan, tapi juga membangun kepercayaan masyarakat terhadap layanan publik.
Dalam kesempatan itu, Ida juga mengungkap bahwa kerja sama lintas sektor terus digencarkan. Dunia usaha, BUMN, dan berbagai pihak bahu-membahu mendukung peningkatan pelayanan kesehatan.
Bahkan, sudah ada bantuan langsung senilai Rp2,5 miliar yang disalurkan kepada masyarakat, dan akan terus bertambah.
“Ini bukti nyata bahwa ketika pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat bersatu, hasilnya bisa luar biasa,” tegasnya.
Sebelum menutup sambutannya, Hj. Ida Nurlaela berpesan agar semangat pembangunan di Pangandaran tidak padam.
“Terus tingkatkan Pendapatan Asli Daerah, karena dari situlah masa depan kesehatan dan kesejahteraan rakyat bisa dijaga,” ujarnya.
Ia juga mendorong para dokter dan tenaga kesehatan untuk terus berinovasi.
“Jangan berhenti berbuat baik. Jadikan RSUD Pandega sebagai simbol pelayanan yang manusiawi, hangat, dan penuh kasih,” tutupnya dengan mata berbinar.
Dulu, Pangandaran hanya dikenal dengan laut dan pantainya. Kini, nama Pangandaran juga harum karena kemajuan sektor kesehatannya.
Dari tangan dingin pemimpin terdahulu hingga dedikasi para dokter muda, lahirlah rumah sakit megah yang tak kalah dengan fasilitas di kota besar.
Dan seperti kata Ida Nurlaela di akhir pidatonya: “Alhamdulillah, Pangandaran kini berdiri tegak maju, mandiri, dan siap menatap masa depan dengan penuh harapan.”
Editor : Irfan Ramdiansyah