Aksi Hijau RYCAM JAMTANI! Anak Muda Serbu Pangandaran dengan Bibit dan Harapan!

PANGANDARAN, iNewsPangandaran.id - Suasana Alun-Alun Pangbagea, Jumat (9/5), mendadak heboh dan penuh semangat! Ratusan anak muda berkumpul, bukan untuk konser atau aksi tawuran, tapi... TANAM POHON! Ya, kamu tidak salah baca, mereka tanam pohon demi masa depan bumi!

Aksi yang bertajuk “Seribu Pohon, Sejuta Harapan” ini digelar oleh JAMTANI (Jaringan Masyarakat Tani Indonesia), lewat program keren mereka, RYCAM (Rural Youth Climate Action Movement), sebuah gerakan radikal yang membuktikan bahwa anak muda Indonesia tidak tinggal diam hadapi krisis iklim!

“Kami ingin buktikan bahwa petani muda dan Generasi-Z bisa jadi garda terdepan melawan perubahan iklim,” tegas Iwa Kustiwa Adinata, Direktur JAMTANI, dengan sorot mata penuh idealisme.

Program ini bukan cuma tanam pohon asal-asalan. Yang ditanam adalah pohon buah-buahan bernilai tinggi seperti alpukat, mangga, jambu, dan sawo, plus 20% tanaman endemik.

Bayangin, dua-tiga tahun lagi, lingkungan hijau dan ekonomi masyarakat bisa sama-sama tumbuh! RYCAM bukan basa-basi.

Mereka punya rangkaian aksi nyata: dari School Challenge, Cool Farmer Challenge, sampai pelatihan teknis pertanian rendah emisi.

Semua diarahkan agar petani, terutama yang muda dan perempuan, bisa bertahan di tengah badai perubahan iklim.

“Pertanian bisa jadi keren dan sejuk! Kami sebut ini Cool Farming,” tambah Iwa, dengan senyum yakin.

Dan ternyata, gaung gerakan ini sampai juga ke luar negeri! Celcilia (24), WNA asal Jerman, rela terbang jauh-jauh ke Pangandaran demi menyaksikan langsung gebrakan anak muda Indonesia.

“Luar biasa! Anak muda Indonesia betul-betul terlibat langsung. Ini sangat menginspirasi,” ujarnya sambil memegang bibit pohon dengan penuh kagum.

RYCAM bukan sekadar aksi tanam pohon. Ini adalah simbol perlawanan. Sebuah pernyataan keras dari generasi muda yang ingin menyelamatkan bumi, satu pohon demi satu harapan.

Pangandaran telah memulai. Giliran daerahmu! Siap hijaukan bumi dan panen masa depan?

Editor : Irfan Ramdiansyah