RSUD Pandega Pangandaran Jadi Salah Satu dari Tiga RS di Jabar yang Miliki Alat Crossmatch Otomatis

PANGANDARAN, iNewsPangandaran.id – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pandega Kabupaten Pangandaran menjadi salah satu dari tiga rumah sakit di Jawa Barat yang telah dilengkapi dengan alat crossmatch otomatis, sebuah teknologi penting dalam proses transfusi darah.
Crossmatch merupakan pemeriksaan untuk memastikan kecocokan darah antara pendonor dan penerima sebelum transfusi dilakukan.
Pemeriksaan ini bertujuan mencegah terjadinya reaksi transfusi hemolitik, yaitu kondisi ketika sel darah merah penerima dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh karena ketidakcocokan darah.
“Crossmatch sangat penting untuk memastikan transfusi darah berjalan aman dan efektif. Jika darah donor tidak cocok, maka dapat menimbulkan reaksi transfusi yang berbahaya, bahkan fatal,” ujar Direktur RSUD Pandega, Titi Sutiamah, Kamis (17/4/2025).
Titi menjelaskan, terdapat beberapa jenis crossmatch, di antaranya:
- Major Crossmatch: Serum penerima direaksikan dengan sel darah merah donor.
- Minor Crossmatch: Serum donor direaksikan dengan sel darah merah penerima.
- Computer Crossmatch: Menggunakan sistem elektronik untuk menguji kecocokan darah.
Namun, hanya tiga rumah sakit di Jawa Barat yang memiliki alat crossmatch otomatis, salah satunya RSUD Pandega.
“Alat ini sangat membantu memastikan kecocokan darah secara lebih cepat dan akurat sebelum transfusi,” tambah Titi.
Berikut tahapan pemeriksaan crossmatch otomatis di RSUD Pandega:
1. Registrasi Pasien: Pencatatan dan pendataan kebutuhan darah.
2. Pengambilan Labu Darah: Menggunakan metode FIFO (First In, First Out).
3. Pemeriksaan Golongan Darah: Untuk mencocokkan golongan darah pasien dan donor.
4. Sentrifugasi Darah: Memisahkan komponen penting dari darah.
5. Pengerjaan Crossmatch Otomatis: Dilakukan menggunakan alat canggih secara otomatis.
“Hasil dari pemeriksaan crossmatch ini akan menentukan apakah transfusi dapat dilakukan atau tidak. Dengan demikian, reaksi transfusi yang berbahaya dapat dihindari,” tutup Titi.
Editor : Irfan Ramdiansyah