get app
inews
Aa Read Next : Pentingnya Regenerasi, Jamtani Indonesia Gandeng kaum Milenial, Tidak Perlu Malu Menjadi Petani

Khawatir Padi Busuk Terendam Banjir, Petani di Pangandaran Panen Dini Padi Mereka

Minggu, 09 Juli 2023 | 19:33 WIB
header img
Petani gunakan kredek atau plastik yang dijadikan perahu untuk mengangkut padi. ( Foto: iNewsPangandaran.id/Eris Riswana)

PANGANDARAN, iNewsPangandaran.id - Ratusan hektar sawah di Kabupaten Pangandaran Jawa barat terendam banjir, khawatir padi busuk dan gagal panen, petani terpaksa panen dini padi miliknya. Para petani ini menggunakan alat bantu kredek atau plastik yang dijadikan perahu untuk mengangkut padi mereka ke dataran yang lebih tinggi.

Banjir dari luapan anak sungai Citanduy yaitu sungai Cirapuan ini, merendam ratusan hektar sawah di Kabupaten Pangandaran , salah satunya di Blok Sidamulya Desa Ciganjeng Kecamatan Padaherang, banjir ini bersumber dari sungai Citanduy karena tidak bisa menampung debit air kiriman dari daerah hulu.

Dan akibat sawah mereka terendam banjir para petani ini terpaksa memanen dini padi miliknya, mereka khawatir padi miliknya akan membusuk jika dibiarkan terendam banjir.

Dengan menggunakan alat seadanya yang di namakan kredek atau plastik yang dijadikan perahu, para petani ini mengangkut padi mereka ke dataran yang lebih tinggi.

Luas sawah mereka yang terendam banjir dan siap panen ada sekitar 10 hektar dan yang belum di panen sekitar 50 hektar. ketinggian air yang merendam areal persawahan ini, setinggi 70 cm hingga satu meter.

Menurut salah seorang petani, waridi mengatakan, banjir merendam sawah ini sering terjadi dalam setiap tahunnya, dan sudah biasa, mau tidak mau kalau sudah waktunya panen bagaimana pun caranya harus tetap di panen, karena khawatir padi malah membusuk jika terus terendam air.

"Ini sudah terbiasa, mau tidak mau kalau sudah waktunya panin bagaimana pun caranya harus tetap di panin," ucapnya.

Kalau yang siap panen, kata Waridi, ada sekitar 10 hektaran, dan yang belum panen sekitar 50 hektaran, belum lagi di lokasi- lokasi lainnya di Desa Ciganjeng hingga ratusan hektar sawah.

"Untuk ketinggian air saat ini dari 70 cm hingga 1 meter,"ujar Waridi.

Menurutnya, kalau banjir sudah biasa ia gunakan kredek (perahu plastik) untuk mengangkut padi ke jalan atau tanggul yang lebih tinggi. Yang ditakutkan kalau tidak segera di ambil padinya malah akan membusuk.

"Ini kan selalu terjadi dalam setiap tahunnya, sedangkan surutnya pun kadang lama, Karena sungainya juga penuh,"kata Waridi.

Kalau daerah hulu seperti Tasik, Ciamis dan Banjar terus-terusan di guyur hujan, biasanya air citanduy akan meluap karena tidak bisa menampung debit air, sehingga meluap ke pemukiman dan juga sawah.

" Kami berharap kedepannya ada solusi atau perhatian dari pemerintah, dengan adanya alat pembuangan air agar lebih cepat ke sungai Citanduy atau dengan melakukan sodetan," pungkasnya.

Editor : Irfan Ramdiansyah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut