PULOGADUNG, iNewsPangandaran.id – Isak tangis badut ini begitu histeris saat terjaring razia Satpol PP. Ia sampai memohon-mohon agar tak dibawa ke panti sosial.
Kejadian ini terjadi di beberapa pemberhentian lampu merah kawasan Pulogadung Jakarta Timur, Kamis (25/5/2023) malam.
Sejumlah pengamen badut yang berkeliaran di kawasan Pulogadung pada Kamis malam ditangkap petugas Satpol PP dan suku dinas sosial Jakarta Timur.
Dalam razia Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) ini sempat diwarnai isak tangis dan perlawanan dua badut saat ditangkap.
Badut wanita yang juga pelajar sempat memohon kepada petugas Satpol PP agar tidak dibawa ke panti social.
Meski dengan alasan masih sekolah, remaja berpakaian badut ini tetap digelandang ke mobil dinas social.
"Pak jangan pak, saya masih sekolah. Pak jangan pak, jangan," ucap badut wanita sambil menangis.
Sementara rekan badut lainnya sempat melawan saat akan dimasukkan ke dalam mobil. Petugas pun terpaksa mendorongnya ke dalam mobil.
"Bang, ampun bang. Bang saya ambil Hp dulu bang, mohon bang," ucap badut pria juga menangis sambil memohon-mohon.
Tak hanya badut, petugas Satpol PP juga menyasar pengamen dan juru parkir liar.
Komandan Satpol PP, Andik Sukaryanto mengatakan, total ada 13 orang pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial atau PPKS yang ditangkap dalam razia ini.
Mereka didata kantor kecamatan sebelum diserahkan ke panti sosial Bina Insan Cipayung Jakarta Timur untuk diberi pembinaan agar tidak kembali ke jalan.
"Tadi kita dapat sekitar 13 PPKS di lampu merah Jalan Balai Pustaka, Alu-alu. Lanjut kita bawa ke panti sosial di Cipayung," ucapnya
Guna antisipasi kembali maraknya PPKS di perempatan lampu merah,/ beberapa petugas akan disiagakan di beberapa ruas jalan.
Editor : Hikmatul Uyun