get app
inews
Aa Read Next : Terbujuk Menjadi PNS, Korban Tertipu Rp 40 Juta

Unik, Warga di Pangandaran Kampanyekan Hajatan Anti Nyampah 'LISA', Hajat Beres Runtah Beres

Sabtu, 19 November 2022 | 22:51 WIB
header img
Banner anti sampah di hajatan warga. ( Foto: iNewsPangandaran.id/ist)

PANGANDARAN, iNews.id - Hajatan pernikahan atau prosesi acara syukuran pernikahan hal biasa yang dilakukan di negeri ini, dan disetiap daerah memiliki tradisi dan prosesi pernikahan masing-masing, setiap prosesi pun memiliki makna dan harapan bagi si mempelai.

Begitu pula di daerah Pangandaran Jawa barat, jika ada sepasang kekasih yang mengikat janji suci ( menikah), pihak keluarga pasti akan mengelar hajatan pernikahan, karena pernikahan adalah peristiwa sakral yang harus dirayakan.

Namun, namanya juga acara hajatan, pasti ada fenomena banyak sampah yang berserakan, apalagi di daerah pedesaan hajatan digelar di rumah-rumah. Hal tersebut memunculkan ide unik warga, warga di Desa Pangandaran sepakat kampanyekan hajatan tanpa sampah berserakan.

Munculnya ide hajatan anti nyampah ini untuk membantu pengurangan penumpukan limbah, terinspirasi dari salah satu Wedding Organizer yang meminta tempat sampah saat ada warga yang melangsungkan hajatan.


Tong sampah di hajatan warga. ( iNewsPangandaran.id/ist)

Seperti salah satu hajatan pernikahan warga di Desa Pangandaran Kecamatan Pangandaran ini, Dadi (43) warga yang menggelar hajatan mengatakan, hajatan anti nyampah yang disosialisasikan lingkungan warga setempat terinspirasi dari My Wedding Organizer (WO).

"Jadi beberapa waktu lalu salah satu WO di Pangandaran meminta lingkungan setempat untuk menyediakan tempat sampah di area tenda hajatan, kemudian lingkungan Dusun Pangandaran menerapkan pola tersebut saat hajatan," kata Dadi.

Ia menuturkan,saat ide hajatan anti sampah berserakan ini diterapkan di lingkungan setempat, hal ini menarik perhatian warga.

"Biasanya kan kalau hajatan di lembur, habis makan berserakan dimana aja. Memang ada istilah bebersih mah mun tos beres teu sopan," katanya.

Namun menurut Dadi istilah itu keluar karena dianggap sudah membudaya.

"Tapi kan buat apa budaya buruk dibiarkan," ucapnya.

Adapun nama kampanye anti sampah itu diberi nama LISA (Lihat sampah ambil). Dengan mendukung hajatan tanpa sampah berserakan suasana di resepsi pernikahan pun menjadi nyaman, karena bersih.

Apalagi kampanye anti nyampah yang diterapkan warga Pangandaran ini dilakukan dengan memasang banner tulisan, yang salah satu tulisannya.

"Anda berada di lingkungan hajatan tanpa sampah berserakan".

"Piring Bekas dan sampah disimpan di bawah kursi (No) Piring bekas dan sampah disimpan ke tempat yang disediakan".

Sementara itu, Owner My Wedding Organizer Pangandaran Amas Bramasta mengatakan, kampanye hajatan anti nyampah ini merupakan keresahan WO saat hajatan di rumahan, seringkali membuat tamu tidak nyaman.

"Sejak awal tahun 2022 kita konsisten kepada keluarga yang ingin hajat agar menyediakan tempat sampah di area resepsi," kata Amas.

Meskipun ada istilah kata pamali atau larangan menurut orang tua dulu. Amas beranggapan jika kebiasaan itu terus diterapkan maka akan menjadi budaya yang tidak baik.

"Alhamdulillah jika ada lingkungan di Pangandaran yang sudah menyepakati kampanye anti sampah. Semoga saja semua lingkungan di Pangandaran mengikuti," katanya.

Dia menambahkan , Kabupaten Pangandaran sebagai daerah wisata harus cerdas dalam pengelolaan sampah domestik.

"Hajatannya beres, urusan sampah pun beres,"pungkasnya.

Editor : Irfan Ramdiansyah

Follow Berita iNews Pangandaran di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut