Ansor Soroti Limbah Dapur MBG: Jangan Sampai Niat Baik Presiden Prabowo Jadi Bumerang

Irfan ramdiansyah
Ansor Soroti Limbah Dapur MBG: Jangan Sampai Niat Baik Presiden Prabowo Jadi Bumerang. ( Foto: iNewsPangandaran.id)

PANGANDARAN, iNewsPangandaran.id - Aroma program makan bergizi gratis (MBG) memang harum di tengah masyarakat. Namun di balik dapur yang sibuk menyiapkan hidangan untuk anak-anak sekolah, terselip ancaman serius: limbah dapur yang berpotensi mencemari lingkungan.

Peringatan keras datang dari Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Pangandaran.

Melalui Wakil Ketua Bidang Lingkungan Hidup, Yosep, Ansor menuntut Pemerintah Daerah dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) agar memastikan seluruh Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang sesuai standar.

“Program makan bergizi gratis itu sangat baik, tapi jangan sampai niat mulia Presiden Prabowo Subianto ini berubah jadi bencana lingkungan karena lalainya pengelolaan limbah,” tegas Yosep dengan nada tajam.

Ia menyoroti bahwa setiap dapur MBG menghasilkan limbah cair dari sisa bahan makanan dan air bekas cucian yang jika dibiarkan, bisa mencemari tanah dan air di sekitarnya.

“Skalanya bukan kecil. Bayangkan puluhan dapur SPPG beroperasi tiap hari tanpa pengolahan limbah yang memadai, air bekasnya bisa merembes ke sumur warga,” katanya.

Yosep menambahkan, di Pangandaran sebagian besar warga masih menggantungkan kebutuhan harian dari air tanah.

“Kalau limbah dapur meresap ke dalam tanah, bukan tidak mungkin air yang mereka pakai untuk mandi, mencuci, bahkan memasak, ikut tercemar,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan kejadian di Kecamatan Cijulang, di mana salah satu dapur MBG sempat diduga mencemari lahan sawah produktif milik warga.

“Itu contoh nyata. Dugaan kuat, limbah dapur dibuang sembarangan. Jangan sampai terulang di tempat lain,” serunya.

Menurut Yosep, DLHK dan Pemkab Pangandaran harus turun tangan dengan serius, bukan sekadar inspeksi seremonial.

“Butuh pendampingan teknis dan pengawasan rutin. Jangan dibiarkan dapur-dapur MBG bekerja tanpa kontrol. Kalau tidak, air limbah yang tampak sepele itu bisa berubah jadi bom waktu lingkungan,” ungkapnya.

GP Ansor, kata Yosep, bukan menolak program makan bergizi gratis, melainkan ingin memastikan manfaatnya tidak dibayar mahal dengan rusaknya alam.

“Kita dukung penuh program Presiden. Tapi ingat, kalau limbahnya mencemari tanah dan air, siapa yang menanggung akibatnya nanti? Masyarakat juga,” tutupnya.

Dengan peringatan ini, GP Ansor berharap Pemda Pangandaran segera bergerak cepat bukan hanya soal rasa makanan yang lezat, tapi juga soal “rasa aman” lingkungan yang kini mulai terasa getir.

Editor : Irfan Ramdiansyah

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network